Macan Buta si Udin, Inovasi Gemar Membaca di TK Islam Ar Rasyid Payakumbuh




Sagonews.com

Membacakan cerita bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Pada masa emas perkembangan (golden age), yaitu usia 0-6 tahun, anak-anak mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam aspek kognitif, bahasa, sosial-emosional, maupun motorik. Di masa ini, stimulasi yang tepat, termasuk melalui pembacaan cerita, akan berdampak signifikan terhadap berbagai aspek tumbuh kembang mereka.

Guna menumbuhkembangkan minat baca siswa, Riri Sakti, Kepala Sekolah TK Islam Ar Rasyid, Kelurahan Balai Panjang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, melahirkan sebuah inovasi dalam rangka menarik minat baca siswa dan mengembangkan literasi di sekolah tersebut. Inovasi tersebut dinamai dengan “Macan Buta si Udin” (MAri baCAkaN BUku CeriTA literaSi untuk anak Usia DINi).

Riri mengatakan, dengan membacakan cerita kepada siswa, akan terdapat beberapa manfaat, diantaranya, pertama, membacakan cerita memperkaya perkembangan bahasa anak. Kedua, cerita yang disampaikan kepada anak dapat menstimulasi imajinasi dan kreativitas mereka. Ketiga, membacakan cerita juga memiliki manfaat sosial-emosional. Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua atau pendidik. 

“Namun, saat ini terdapat beberapa tantangan yang menyebabkan menurunnya minat baca pada anak. Salah satunya adalah semakin maraknya penggunaan gadget di kalangan anak usia dini. Teknologi digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak, dan banyak dari mereka yang lebih sering terpapar konten visual dari ponsel, tablet, dan perangkat lainnya dibandingkan buku,” ungkap Riri.

Lebih lanjut Riri menjelaskan, saat ini minat baca pada anak sering kali tergeser oleh daya tarik teknologi digital. Hal ini disebabkan antara lain, kurangnya akses terhadap bahan bacaan yang menarik, lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Anak-anak lebih tertarik pada konten digital yang instan dan interaktif dibandingkan buku fisik yang memerlukan perhatian lebih. Gadget menawarkan hiburan yang cepat dan mudah diakses, membuat anak-anak enggan untuk membaca buku.

“Penggunaan gadget secara berlebihan juga memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan literasi anak. penurunan konsentrasi dan pemahaman, dan berkurangnya interaksi verbal,” ungkap Riri melanjutkan.

Program Inovasi “Macan Buta si Udin” yang dilahirkan kepala sekolah enerjik ini, memiliki manfaat yang bagus untuk pembiasan anak dalam membaca. Selain itu, dampak positif lainnya, adalah:
1. Mendorong Pembiasaan Membaca Sejak Dini
2. Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Bahasa
3. Menciptakan Alternatif Positif dari Penggunaan Gadget
Menstimulasi Imajinasi dan Kreativitas
4. Membentuk Karakter dan Nilai-Nilai Sosial-Emosional
5. Program ini juga berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai sosial kepada anak-anak
6. Mempererat Hubungan Orang Tua dan Anak


Dari Program "Macan Buta si Udin" Riri berharap dapat memberikan fondasi kuat bagi anak-anak dalam mengembangkan minat baca dan keterampilan literasi sejak dini. Dengan pendekatan yang menyenangkan, interaktif, dan bermakna, program ini menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan generasi yang mencintai buku dan berdaya literasi tinggi.
Beberapa kegiatan menarik yang dapat dilakukan dalam program “Macan Buta si Udin” adalah
1. Cerita Bersama Udin (Sesi Membacakan Cerita)
2. Teater Boneka “Udin Si Pembaca”
3. Safari Buku Udin (Perjalanan Literasi)
4. Udin dan Teman Buku (Klub Buku Mini)
5. Tantangan “Baca 5 Buku Bersama Udin”

“Program-program ini kita rancang agar menyenangkan, interaktif, dan sesuai dengan usia anak-anak, sehingga mereka bisa merasa bahwa membaca adalah aktivitas yang menarik dan bermanfaat. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan anak-anak menjadi kunci keberhasilan program Macan Buta si Udin," jelas Riri.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh program inovasi Macan Buta si Udin, adalah:
1. Meningkatkan Kemampuan Literasi Dini
2. Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas
3. Meningkatkan Keterampilan Sosial-Emosional
4. Mempererat Hubungan Orang Tua dan Anak
5. Meningkatkan Konsentrasi dan Pemahaman
6. Mencegah Pengaruh Negatif dari Penggunaan Gadget Berlebihan
7. Membangun Budaya Literasi di Sekolah dan Komunitas
8. Mendorong Kepercayaan Diri
9. Mengembangkan Pola Pikir Kritis dan Analitis

Terakhir, Riri menjelaskan, sebagai bentuk upaya yang dilakukan untuk kesuksesan program inovasi ini, antara lain adalah, bekerja sama dengan TK Arruhama dalam peminjaman dari buku cerita, menggalang dana dari walimurid dan membeli buku di pasar loak, mengadakan workshop atau seminar untuk orang, komunikasi Aktif dengan Orang Tua, mengadakan acara rutin seperti "Hari Membaca Bersama Orang Tua," di rumah, dan mengikuti lokakarya menulis cerita anak. (Nina)