Khutbah Jum'at, 18 Oktober 2024 TABAYYUN : KUNCI MENGHINDARI SALAH PAHAM DAN KONFLIK SOSIAL



DESEMBRI, SH, MA
(Ketua BKSM Kota Payakumbuh)

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Kaum muslimin rahimakumullah.
Dengan penuh rasa syukur, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, karunia, serta nikmat-Nya yang tak terhitung, yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

Tak lupa, kita sampaikan shalawat serta salam yang tiada henti kepada junjungan alam, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, suri teladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia. Semoga shalawat dan salam juga tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang terhormat.
Tabayyun, atau klarifikasi, merupakan konsep penting dalam Islam yang berfungsi sebagai jembatan untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik sosial. Istilah tabayyun berasal dari kata "bayyana" yang berarti menjelaskan atau meneliti dengan cermat. Dalam konteks kehidupan sosial, tabayyun berperan untuk memastikan bahwa setiap informasi yang diterima adalah benar dan tidak menyesatkan. Dalam era modern yang penuh dengan informasi, hoaks, dan berita palsu, tabayyun menjadi sangat relevan untuk menjaga harmoni dalam masyarakat.

Allah SWT dalam Al-Qur'an memerintahkan kaum Muslimin untuk melakukan tabayyun ketika menerima informasi yang datang dari orang yang tidak jelas kredibilitasnya. Firman-Nya dalam Surah Al-Hujurat ayat 6 :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَا سِقٌ   بِۢنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِۢجَهَا لَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Ayat ini menekankan kepada kita tentang pentingnya melakukan verifikasi sebelum bertindak berdasarkan informasi yang diterima.

Tabayyun tidak hanya berlaku dalam hal informasi, tetapi juga dalam interaksi sosial dan politik. Banyak konflik terjadi karena informasi yang salah atau disalahartikan. Dalam hal ini, tabayyun menjadi alat untuk mencegah keretakan hubungan antarindividu dan kelompok. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan,
لَا تَقَعُ فِتْنَةٌ إِلَّا بِسَبَبِ تَرْكِ التَّبَيُّنِ
“Tidaklah sebuah fitnah terjadi kecuali karena meninggalkan tabayyun, klarifikasi atau verifikasi.” Fitnah yang beredar di masyarakat sering kali bersumber dari ketidaktahuan, ketergesa-gesaan, dan kurangnya kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi. Banyak orang cenderung langsung mempercayai apa yang mereka dengar atau baca tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu, sehingga informasi yang keliru mudah tersebar luas.

Dalam Islam, konsep tabayyun atau klarifikasi sangat ditekankan sebagai langkah penting untuk mencegah fitnah. Tabayyun adalah proses verifikasi yang dilakukan untuk memastikan keaslian dan keakuratan informasi sebelum disebarluaskan. Ketika seseorang mengabaikan kewajiban untuk meneliti kebenaran, fitnah dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat, mengakibatkan kerusakan sosial, merusak reputasi, bahkan memicu konflik di dalam masyarakat.

Jama'ah Jum'at Rahimakumullah
Rasulullah SAW juga memberikan contoh yang sangat baik tentang pentingnya tabayyun. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW selalu memastikan kebenaran informasi sebelum mengambil tindakan. Ketika terjadi tuduhan terhadap seseorang atau kelompok, beliau tidak serta-merta mempercayai berita tersebut tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، وَلَكِنِ الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِي وَالْيَمِينُ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ» (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seandainya orang-orang diberikan (hak) berdasarkan klaim mereka, tentu banyak orang akan mengklaim harta dan darah orang lain. Akan tetapi, bukti harus disampaikan oleh yang mengklaim, dan sumpah diambil dari yang mengingkari." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya verifikasi atau tabayyun dalam Islam, agar tuduhan atau informasi yang tidak benar tidak menjadi sebab kerusakan di tengah masyarakat. Rasulullah SAW menekankan pentingnya pembuktian sebelum mengambil tindakan, sehingga fitnah dan ketidakadilan dapat dihindari

Ma'asyiral Muslimin, Rahimakumullah
Dalam pandangan ulama, tabayyun adalah bentuk dari adab dan akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menegaskan bahwa “Menghindari prasangka buruk dan memastikan kebenaran berita adalah bagian dari menjaga kehormatan manusia dan memelihara ukhuwah Islamiyah.” Ulama lain, seperti Imam Nawawi, juga menekankan pentingnya menjauhi tindakan terburu-buru dalam menilai seseorang tanpa tabayyun, karena itu dapat memicu fitnah dan kebencian.

Tabayyun tidak hanya bermanfaat untuk mencegah salah paham di tingkat individu, tetapi juga memiliki dampak besar dalam skala sosial. Konflik antar kelompok, baik dalam konteks politik maupun sosial, sering kali dipicu oleh informasi yang salah atau tidak lengkap. Dengan tabayyun, masyarakat dapat memfilter informasi yang benar dari yang salah, sehingga dapat terhindar dari konflik yang tidak perlu.

Tabayyun juga menjadi bagian dari etika bermedia sosial. Di zaman sekarang, informasi menyebar dengan cepat melalui berbagai platform digital. Sayangnya, banyak yang terjebak dalam perangkap berita palsu atau hoaks karena tidak melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Sebagai Muslim yang baik, kita harus selalu menerapkan prinsip tabayyun sebelum menyebarkan atau mempercayai berita di media sosial. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Asy-Syafi’i: “Jika engkau mendengar sesuatu, tabayyunlah terlebih dahulu, karena telinga terkadang lebih cepat dari akal.”

Dengan demikian, tabayyun bukan hanya sebuah tindakan, tetapi juga sebuah sikap hidup yang harus terus dipupuk dalam diri setiap Muslim. Sikap ini mencerminkan kehati-hatian, tanggung jawab, dan kesadaran sosial. Dengan mengamalkan tabayyun, kita dapat menghindari salah paham, menjaga kerukunan, dan mencegah timbulnya konflik sosial yang merugikan banyak pihak.

Karena itu, penting bagi kita semua untuk selalu ingat akan perintah Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW dalam menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat. Melalui tabayyun, kita dapat membangun masyarakat yang lebih kuat, lebih beradab, dan lebih berlandaskan pada kebenaran serta keadilan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ