Studium Generale Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi: Filsafat Kebahagiaan di Era Digital Bersama Dr. Fakhruddin Faiz, M.Ag



Bukittinggi, SagoNews.com - 

Hari ini (07/09/2024), Program Studi S1, S2, dan S3 Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengadakan Studium Generale bertema "Filsafat Kebahagiaan di Era Digital: Tantangan dan Peluang dalam Membangun Kehidupan Bermakna."*Acara ini menghadirkan Dr. Fakhruddin Faiz, M.Ag, Ketua Program S3 Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai narasumber utama. 

Studium Generale dibuka dengan sambutan oleh Prof. Safwan Rozi, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin. Dalam sambutannya, Prof. Safwan menekankan pentingnya membahas isu kebahagiaan di era digital, terutama bagi generasi muda yang hidup di tengah arus deras teknologi. “Era digital membawa banyak peluang, tetapi juga tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan material dan spiritual. Saya berharap diskusi ini mampu memperkaya wawasan kita tentang bagaimana filsafat dapat menjadi pedoman dalam mencari kebahagiaan yang bermakna,” ujar ia.

Mualim Lubis, M.Pem.I, Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, juga memberikan sambutan. Ia menyampaikan bahwa tema kali ini sangat relevan dengan kondisi sosial dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi cara pandang manusia terhadap kebahagiaan. “Melalui filsafat, kita dapat memahami lebih dalam esensi kebahagiaan dan bagaimana memanfaatkannya di era yang serba digital ini,” katanya.

Dr. Zulfan Taufik, MA. Hum sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin, juga memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan acara ini, mengapresiasi antusiasme para mahasiswa dalam mendalami filsafat di tengah perubahan zaman. 

Dalam kuliahnya, Dr. Fakhruddin Faiz, M.Ag memaparkan secara mendalam mengenai konsep kebahagiaan dari perspektif filsafat klasik hingga tantangan kontemporer di era digital. Ia menjelaskan bahwa meskipun teknologi digital memberikan akses yang luas terhadap informasi dan interaksi, hal tersebut juga membawa risiko, seperti keterasingan sosial, kecemasan, dan kebahagiaan yang semu. “Kita harus bijak dalam menggunakan teknologi. Kebahagiaan sejati bukanlah sekadar kepuasan material atau hiburan yang sementara, tetapi terletak pada kehidupan yang bermakna dan harmonis, baik secara spiritual maupun sosial,” jelas Dr. Fakhruddin.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai jenjang, serta dosen dan akademisi yang ikut berpartisipasi dalam sesi tanya jawab interaktif. Salah satu mahasiswa menyampaikan kesan positifnya. "Saya merasa topik ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Diskusi ini memberi saya perspektif baru tentang bagaimana kita bisa membangun kebahagiaan yang lebih bermakna di tengah derasnya perkembangan teknologi,” ungkapnya.

Studium Generale ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para peserta, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital, serta bagaimana filsafat bisa menjadi landasan dalam mencari kebahagiaan yang hakiki.