Khutbah Jum'at, 9 Agustus 2024 KEJUJURAN SEBAGAI JALAN MENUJU KESUKSESAN DUNIA DAN AKHIRAT

DESEMBRI, SH, MA, CPrM, CPM, CPA, CPC, CPArb, CAM (Advokat/Pengacara di Kantor Pengacara/Advokat PENYEIMBANG)
DESEMBRI, SH, MA, CPrM, CPM, CPA, CPC, CPArb, CAM (Advokat/Pengacara di Kantor Pengacara/Advokat PENYEIMBANG)

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، 
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. 
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. 
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang dengan kasih sayang-Nya telah melimpahkan nikmat dan rahmat kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa kita persembahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sang pembawa risalah kebenaran, beserta keluarga beliau yang mulia, sahabat yang setia, dan seluruh pengikutnya yang teguh berpegang pada petunjuk beliau hingga akhir zaman. Semoga kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan syafaatnya di hari pembalasan kelak.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita sejenak merenungkan betapa pentingnya kejujuran dalam setiap nafas kehidupan kita. Kejujuran bukanlah sekadar nilai moral yang layak dijunjung tinggi, tetapi juga merupakan titah Allah yang mesti kita laksanakan dengan sepenuh hati dan kesungguhan. Sebagai cerminan dari iman yang tulus, kejujuran adalah pilar utama yang mendasari hubungan kita dengan sesama, serta jembatan yang menghubungkan kita dengan ridha Ilahi.

Kejujuran, dalam segala aspeknya, dalam setiap ucapan, tindakan dan niat, merupakan fondasi bagi terciptanya keadilan dan keharmonisan dalam masyarakat. Rasulullah SAW, teladan kita yang agung, telah menegaskan bahwa kejujuran adalah salah satu akhlak mulia yang harus dijaga oleh setiap mukmin. Dengan kejujuran, kita tidak hanya menjaga kehormatan diri, tetapi juga memperkokoh ikatan sosial yang dilandasi oleh kepercayaan dan penghormatan.

Saudara-saudara sekalian, jama'ah Jum'at yang terhormat.

Kejujuran dalam Islam merupakan salah satu nilai utama yang harus tertanam dalam jiwa setiap mukmin. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 70-71:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar."

Ayat ini menegaskan bahwa kejujuran adalah bagian integral dari ketakwaan kepada Allah. Dengan berkata benar, kita tidak hanya menjalankan perintah-Nya, tetapi juga meraih perbaikan dalam segala amal perbuatan kita dan mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Kejujuran merupakan jalan menuju kemenangan yang besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran menjadi landasan bagi segala bentuk interaksi dan hubungan antarmanusia. Kejujuran menumbuhkan kepercayaan, menguatkan persaudaraan, dan menciptakan keharmonisan. Tanpa kejujuran, akan hilanglah rasa saling percaya dan runtuhlah sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang damai.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسلم)
"Berlaku jujurlah, sesungguhnya Kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga."

Hadirin yang dirahmati Allah,

Rasulullah SAW, yang dikenal dengan julukan Al-Amin—yang berarti "orang yang terpercaya"—adalah contoh utama dari kejujuran yang tiada tara. Sifat kejujuran beliau tidak hanya menjadikannya sebagai teladan yang agung, tetapi juga membuatnya disegani oleh kawan dan dihormati oleh lawan. Bahkan, di tengah-tengah persekutuan dan permusuhan, kejujuran beliau mengukir kekaguman di hati semua orang.

Ketika orang-orang kafir Quraisy, yang kerap memusuhi beliau, memutuskan untuk meninggalkan kota Mekah untuk suatu urusan, mereka tetap mempercayakan barang-barang berharga mereka kepada Rasulullah SAW. Dalam situasi yang penuh ketegangan dan ketidakpastian, mereka tidak meragukan integritas beliau. Hal ini menunjukkan betapa tinggi nilai kejujuran beliau, bahkan di mata mereka yang menjadi musuh. 

Kejujuran Rasulullah SAW menunjukkan betapa pentingnya membiasakan diri dengan prinsip kejujuran dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam keluarga, suami harus jujur kepada istri, dan istri pun harus demikian terhadap suami. Kejujuran harus menjadi dasar dalam hubungan antara anak dan orang tua, atasan dan bawahan, pemimpin dan rakyat, serta aparat penegak hukum dan masyarakat. Dalam setiap peran yang kita jalankan, baik sebagai anggota keluarga, pekerja, pemimpin, atau aparat hukum, kejujuran harus menjadi prinsip yang tidak tergoyahkan. Hanya dengan kejujuran yang konsisten dan tulus kita dapat meraih kehormatan yang sejati dan kepercayaan yang abadi.

Jamaah Jum'at yang dimuliakan.

Dalam perspektif Islam, kejujuran bukan sekadar sebuah nilai moral, melainkan inti dari prinsip-prinsip agama yang agung. Kejujuran adalah cerminan dari ketakwaan dan keimanan yang mendalam, di mana setiap kata dan perbuatan kita dipandu oleh kebenaran yang hakiki. Dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kejujuran diangkat sebagai karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap mukmin, karena ia menjadi pondasi bagi terciptanya masyarakat yang adil dan harmonis. Rasulullah SAW, sebagai teladan yang sempurna, menunjukkan kepada kita bahwa kejujuran adalah jalan menuju ridha Allah dan kebaikan yang abadi. 

Urgensi kejujuran dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai tantangan dan godaan, kejujuran adalah bintang pemandu yang membimbing kita menjauhi kebohongan dan penipuan. Kejujuran dalam setiap aspek kehidupan—dari hubungan keluarga, interaksi sosial, hingga etika kerja—menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan kepercayaan dan kehormatan di mata manusia serta keridhaan di sisi Allah. Kejujuran juga memupuk rasa aman dan kepercayaan, menghindarkan kita dari fitnah dan konflik yang sering muncul dari kebohongan dan kepalsuan.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Kejujuran bukan hanya merupakan nilai yang penting dalam kehidupan duniawi, tetapi juga merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan di akhirat. Dalam pandangan Islam, kejujuran bukan sekadar aspek etika, melainkan syarat yang menentukan diterimanya amal ibadah kita di hadapan Allah SWT. Allah menjanjikan balasan yang agung dan mulia bagi mereka yang menjaga kejujuran dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kejujuran diangkat sebagai salah satu ciri khas orang yang benar-benar bertakwa dan beriman.

Terdapat pula kisah terkait sahabat Abdullah bin Mas'ud RA yang menunjukkan kejujuran dalam kehidupannya sehari-hari. Suatu ketika, beliau dihadapkan pada pilihan sulit dalam situasi di mana kebohongan bisa menjadi jalan pintas untuk keuntungan pribadi. Namun, Abdullah bin Mas'ud RA tetap memilih kejujuran ketika beliau dihadapkan pada pilihan sulit yang menguji integritasnya.
 
Bermula ketika Abdullah bin Mas'ud RA ditugaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab RA untuk mengawasi dan mengelola distribusi hasil tanah di wilayah Kufah. Dalam salah satu kesempatan, beliau menemui sebuah situasi di mana terdapat sejumlah uang yang tersisa dari hasil pengelolaan tanah. Uang tersebut bisa saja diselewengkan untuk keuntungan pribadi, tetapi Abdullah bin Mas'ud RA dihadapkan pada pilihan apakah akan menggunakannya untuk kepentingan pribadi atau tetap menjaga amanah dengan sepenuh hati.

Meski tekanan untuk menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi cukup kuat, Abdullah bin Mas'ud RA tetap memilih untuk menegakkan prinsip kejujuran. Beliau dengan tegas menolak untuk memanfaatkan posisi dan kekuasaan yang dimilikinya untuk keuntungan pribadi. Beliau melaporkan secara transparan kepada Khalifah Umar RA mengenai uang yang tersisa dan bagaimana uang tersebut harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang ada.

Kejujuran, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diterapkan oleh para sahabatnya, adalah cahaya yang menerangi jalan menuju kehidupan yang penuh berkah dan balasan yang abadi. Dengan berpegang pada kejujuran, kita tidak hanya memastikan diterimanya amal ibadah kita di akhirat, tetapi juga memperoleh kehormatan dan kesejahteraan yang hakiki di dunia. Kejujuran adalah jalan yang penuh berkat, membuka pintu-pintu kebaikan, dan memandu kita menuju derajat yang tinggi di sisi Allah.

Hadirin yang terhormat.
Sebaliknya kita harus senantiasa waspada terhadap kebohongan dan tipu daya yang kerap menghiasi kehidupan sehari-hari. Kebohongan tidak hanya memberikan dampak negatif dalam interaksi sosial tetapi juga dalam ranah bisnis. Dalam konteks sosial, kebohongan menghancurkan kepercayaan yang menjadi fondasi dari setiap hubungan antarmanusia. Dalam dunia usaha, kebohongan dapat merusak reputasi, mengurangi integritas para pelaku usaha, dan pada akhirnya menurunkan kepercayaan dari para mitra dan pelanggan. Oleh karena itu, integritas dan kejujuran harus menjadi prinsip utama yang dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan kita.

Rasulullah SAW telah memperingatkan kita tentang bahaya kebohongan dengan tegas. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
"Dan jauhilah kebohongan, karena kebohongan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka" (HR. Bukhari dan Muslim). 

Kebohongan tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga mengikis nilai-nilai moral dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi yang menggoda untuk berbohong demi keuntungan sesaat. Namun, Rasulullah SAW menegaskan bahwa kebohongan hanya akan membawa kerugian dan kebinasaan. Oleh karena itu, mari kita jauhi kebohongan dan tipu daya, serta senantiasa menjunjung tinggi kejujuran dan integritas. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga diri kita dari dosa, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita merenungkan kembali betapa esensialnya kejujuran dalam setiap aspek kehidupan kita. Kejujuran adalah jalan yang menuntun kita menuju kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan kejujuran, kita membangun fondasi yang kokoh untuk segala bentuk hubungan dan usaha yang kita jalani. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mempraktikkan kejujuran dalam setiap perbuatan dan ucapan kita.

Kejujuran adalah cerminan dari amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita sebagai makhluk-Nya. Dengan berlaku jujur, kita tidak hanya menjaga kehormatan diri, tetapi juga meraih ridha-Nya. Dalam setiap langkah, semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang jujur dan amanah.

Sebagai penutup, marilah kita akhiri khutbah ini dengan doa, memohon kepada Allah SWT untuk kebaikan di dunia dan di akhirat, serta memohon perlindungan dari kebohongan dan tipu daya. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya dan diberi kekuatan untuk menjalani hidup dengan penuh kejujuran dan integritas.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم