Pola - Pola Mengatasi Fluktuasi Harga Pertanian

Foto dokumentasi : WERIANTONI


Penulis : 
Weriantoni, SE, M.Sc

Edisi khusus SagoNews.com , Rabu 24 Juli 2024

Musim kemarau mulai melanda, rasa risau dan gundah mulai berkecamuk di kepala, tentang ayah dan ibu petani, tentang jutaan petani lainnya di Indonesia. Negara kita memang terbilang kaya raya dalam sektor pertaniannya.

Namun tak jarang petani menjerit, anak petani menangis, karena harga komoditi mereka tiba - tiba anjlok. Awalnya, diperkirakan hasil panen itu untuk membiayai sekolah anak - anak petani, untuk memenuhi kebutuhan dapur dan untung - untung masih ada yang tersisa buat bayar hutang kecil - kecilan.

Tapi apa yang terjadi, jangankan beruntung, karena fluktuasi harga, perubahan harga secara tiba - tiba, para petani yang jumlahnya jutaan orang itu malah merugi. Dampaknya tentu jauh lebih buruk lagi, bahkan mengundang rentenir untuk leluasa masuk ke kampung - kampung mereka. 

Meminjamkan modal untuk bisa bertanam lagi, meminjamkan modal untuk biaya hidup dan sekolah anak - anak mereka. Kemudian mesti dikembalikan dengan bunga yang tinggi. 

Kejadian serupa itu, merupakan peristiwa yang lumrah terjadi di tengah - tengah masyarakat Indonesia. Sebagai penulis, setelah berkomunikasi dengan pakar - pakar ekonomi dan ekonomi syari'ah,  solusi yang mampu kami hadirkan ada beberapa poin.

Menurut kandidat doktor ilmu syari'ah UIN Bukittinggi, Desembri, SH, MA, "mengatasi fluktuasi harga komoditas pertanian adalah tantangan besar yang memerlukan pendekatan multifaset. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola fluktuasi tersebut:

1. Diversifikasi Produk: Petani dapat mengurangi risiko fluktuasi harga dengan diversifikasi tanaman. Menanam berbagai jenis komoditas dapat membantu menyebar risiko dan memastikan bahwa pendapatan petani tidak terlalu bergantung pada satu jenis tanaman saja.

2. Peningkatan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur seperti gudang penyimpanan yang baik, jalur transportasi yang efisien, dan fasilitas pengolahan dapat membantu menjaga kualitas produk dan memperpanjang masa simpan, sehingga petani tidak harus menjual hasil panen mereka segera setelah dipanen dengan harga rendah.

3. Kebijakan Pemerintah: Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menstabilkan harga dengan mengimplementasikan kebijakan seperti subsidi harga, pembelian pemerintah pada harga minimum yang dijamin, dan pembentukan cadangan pangan strategis untuk menstabilkan pasokan.

Hal senada juga diungkapkan dosen Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Weriantoni, SE, M.Sc. Menurutnya ada beberapa poin lagi yang mampu dilakukan secara bersama - sama, antar semua pihak.

1. Pasar Berjangka dan Asuransi: Petani dapat memanfaatkan pasar berjangka untuk mengunci harga jual masa depan dari hasil panen mereka, sehingga mereka terlindungi dari fluktuasi harga. Selain itu, asuransi pertanian dapat memberikan perlindungan terhadap risiko cuaca buruk dan bencana lainnya yang dapat mempengaruhi hasil panen.

2. Edukasi dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada petani tentang teknik budidaya yang lebih efisien dan praktik terbaik dalam pemasaran dapat membantu mereka mengelola produksi dan penjualan dengan lebih baik. Pengetahuan tentang tren pasar dan strategi manajemen risiko juga sangat penting.

3. Kooperasi dan Koperasi Pertanian: Mendorong petani untuk bergabung dalam koperasi dapat meningkatkan daya tawar mereka di pasar, mengurangi biaya produksi melalui pembelian bersama, dan menyediakan akses yang lebih baik ke kredit dan teknologi.

Menggabungkan langkah-langkah tersebut, petani dan pemerintah dapat bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif dari fluktuasi harga komoditas pertanian dan menciptakan sistem pertanian yang lebih stabil dan berkelanjutan.