Khutbah Jum'at, 2 Agustus 2024 MEMAKNAI KEMERDEKAAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

DESEMBRI, SH, MA, CPrM, CPM, CPA, CPC, CPArb, CAM
(Advokat/Pengacara di Kantor Pengacara/Advokat PENYEIMBANG




الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الإِخْوَةُ، إِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى قَدْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِالنِّعْمَةِ العَظِيمَةِ، نِعْمَةِ الإِسْتِقْلَالِ وَالحُرِّيَّةِ. فَالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي مَنَّ عَلَيْنَا بِهَذِهِ النِّعْمَةِ. وَيَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَشْكُرَ هَذِهِ النِّعْمَةَ بِالطَّاعَةِ وَالإِسْتِقَامَةِ فِي دِينِنَا وَبِالمُحَافَظَةِ عَلَى قِيَمِنَا وَمَبَادِئِنَا الإِسْلَامِيَّةِ.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Hari ini kita kembali menghirup udara di bulan Agustus, bulan dimana kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan. Kemerdekaan adalah satu anugerah terbesar yang kita terima sebagai sebuah bangsa. Dengan izin-Nya, kita dapat hidup di negeri yang merdeka, bebas menjalankan ibadah, serta menunaikan kewajiban sebagai hamba yang taat. Allah yang Maha Kuasa telah membebaskan kita dari belenggu penjajahan, memberikan kita kesempatan untuk membangun bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Di bawah naungan ridha-Nya, kita memohon agar selalu diberikan kekuatan untuk menjaga kemerdekaan ini dengan penuh tanggung jawab dan rasa syukur. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam memanfaatkan nikmat kemerdekaan ini untuk kemaslahatan umat, menjadikan kita bangsa yang selalu bersyukur, dan melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua. 

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang dengan risalah kebenaran dan petunjuk hidup sempurna telah membimbing seluruh umat manusia. Semoga kita semua berada di bawah naungan syafa'at beliau, menggapai kemerdekaan hakiki dan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.


Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Seperti yang kita saksikan, pada bulan Agustus tahun ini, Indonesia telah mencatat 79 tahun perjalanan sebagai bangsa merdeka. Merdeka bukan hanya dari belenggu penjajahan fisik, tetapi juga dari penjajahan mentalitas dan kebudayaan. Kita berhutang budi kepada para pejuang dan pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan ini.

Kemerdekaan adalah sesuatu yang patut untuk disyukuri.
اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَذْكُرُنَا فِي الْقُرْآنِ
Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur'an,
 : "وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ" (سورة إبراهيم: 7).
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7).

Ayat ini mengajarkan bahwa dengan bersyukur atas nikmat kemerdekaan, kita akan mendapatkan lebih banyak kebaikan dan berkah dari Allah. Sebaliknya, mengingkari nikmat ini dapat mengundang azab dan penderitaan. Maka, sebagai umat Islam, kita harus selalu bersyukur atas kemerdekaan yang telah kita peroleh dan menggunakannya untuk kebaikan.

Kaum muslimin sidang Jum'at rahimakumullah.
Usia kemerdekaan bangsa ini jika dibandingkan dengan usia manusia, memang sudah merenta. Namun, pertanyaan yang muncul di hadapan kita adalah apakah selama ini kita benar-benar telah merasakan kedaulatan sepenuhnya? Apakah cita-cita para pendiri bangsa yang mulia telah kita capai dengan baik?

Hadirin yang dimuliakan. 
Kemerdekaan yang telah kita raih nampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan para pendiri bangsa dan idealisme nilai-nilai Islam. Sebagai bangsa yang merdeka, kita masih dihadapkan pada realitas ketidakadilan yang merajalela di berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Fenomena ini terlihat jelas dalam kondisi ekonomi masyarakat yang masih rentan, dengan harga kebutuhan pokok yang terus melambung tinggi, menggerus daya beli mereka yang kurang mampu. Biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau juga menjadi beban berat bagi banyak keluarga, yang menghalangi akses mereka terhadap pendidikan yang layak dan berkualitas. Selain itu, Pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan pentingnya perekonomian yang berkeadilan sosial masih belum terwujud sepenuhnya oleh pemerintah, yang mengakibatkan kesenjangan yang signifikan antara golongan kaya dan miskin di negeri ini.

Allah SWT dalam Al-Qur'an mengingatkan kita tentang pentingnya keadilan dalam berbagai aspek kehidupan :
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِا لْعَدْلِ وَا لْاِ حْسَا نِ وَاِ يْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ وَا لْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl 16: Ayat 90)

Ayat ini menegaskan bahwa kita sebagai umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk tidak mengabaikan hak-hak orang-orang yang ada di sekitar kita, termasuk kalangan lemah yang terpinggirkan dalam masyarakat, kemudian para yatim, fakir miskin, dan anak terlantar.

Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk yang jelas tentang pentingnya keadilan dalam pengelolaan sumber daya negara:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا." (رواه الترمذي)
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, yaitu mereka yang berlaku adil dalam keputusan mereka, keluarga mereka, dan apa yang mereka pimpin." (HR. Tirmidzi)

Hadirin sidang Jum'at yang mulia. 
Sebagai bagian dari umat Islam, sikap kita haruslah aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial dan pemerintahan yang baik. Ulama-ulama terdahulu telah memainkan peran krusial dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, karena mereka menyadari pentingnya kebebasan dalam menerapkan nilai-nilai keadilan dan moralitas yang tinggi sesuai dengan ajaran Islam. Mereka mengingatkan kita untuk tidak hanya berbicara tentang keadilan, tetapi juga bertindak nyata dalam mengubah realitas sosial yang tidak adil ini.

Dalam menghadapi tantangan seperti angka korupsi yang mengerikan dan pengelolaan anggaran yang tidak tepat sasaran, kita perlu berdiri bersama untuk menegakkan kebenaran dan menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab secara transparan. Kita harus terus mendorong agar ada peningkatkan pendidikan moral di masyarakat dan membangun kesadaran kolektif terkait pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan.

Pendidikan moral yang baik tidak hanya berperan dalam pembentukan karakter individu, tetapi juga dalam membentuk masyarakat yang berkeadilan dan beradab. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya akhlak yang mulia dan perilaku yang benar dalam setiap interaksi antar manusia.

Jamaah Jumat yang berbahagia.
Hari ini, yang menjadi tema khutbah kita adalah bagaimana cara memaknai kemerdekaan dalam perspektif Islam, yakni :

Pertama, Memandang Kemerdekaan sebagai Nikmat Allah
Kemerdekaan merupakan nikmat besar dari Allah yang harus kita syukuri. Para pahlawan telah berjuang di medan perang, mengorbankan harta, darah, dan nyawa, serta di meja perundingan dengan kemampuan diplomasi dan intelektual. Namun, tanpa ridho Allah, kita mungkin masih terjajah. Nikmat kemerdekaan ini mengharuskan kita menjaga persatuan, meningkatkan kualitas diri, dan berkontribusi positif bagi bangsa. Syukurilah nikmat ini dengan penuh tanggung jawab dan kebaikan, sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan.

Kedua, Makna Kemerdekaan dalam pandangan Islam tidak hanya terbatas pada pembebasan dari penjajahan fisik, tetapi juga mencakup pembebasan dari segala bentuk perbudakan, baik itu hawa nafsu, kebodohan, kemiskinan, maupun ketidakadilan. Serta kemerdekaan dari penyembahan antara sesama manusia menuju penyembahan total hanya pada Yang Maha Kuasa. 

Ketiga, Merefleksikan Peranan Umat Islam dalam Mempertahankan Kemerdekaan. 

Sebagai umat Islam, kita memiliki peran penting dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan kualitas diri, baik dari segi spiritual, intelektual, maupun keterampilan. 

Keempat, Mengisi Kemerdekaan dengan Amal Shaleh. 
Kemerdekaan yang telah kita capai tidak hanya sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab untuk berbuat baik dan memberikan kontribusi berarti kepada masyarakat. Rasulullah SAW dalam sabdanya mengajarkan bahwa manusia terbaik adalah yang paling memberi manfaat kepada sesama (HR. Ahmad). Oleh karena itu, tugas kita adalah menjadikan kemerdekaan sebagai panggung untuk beramal saleh dan membantu sesama dengan sungguh-sungguh. Melalui perbuatan-perbuatan ini, kita tidak hanya memperingati kemerdekaan secara simbolis, tetapi juga mengisi makna yang mendalam dari kemerdekaan itu sendiri.

Kelima, Menjaga Persatuan dan Kesatuan. 

Kemerdekaan yang telah kita raih tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Islam sangat menekankan pentingnya persatuan, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 103,
وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ 
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai."
Kita harus selalu berusaha menjaga persaudaraan dan persatuan, menghindari segala bentuk fitnah, hasad, dan perpecahan yang dapat merusak keutuhan umat dan bangsa ini.

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Marilah kita jadikan kemerdekaan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh, serta memperkuat persatuan dan kesatuan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan menjadikan kita sebagai umat yang mampu menjaga dan memanfaatkan kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم