Khutbah Jum'at, 12 Juli 2024 MEMBANGUN PERADABAN ISLAM YANG GEMILANG : INSPIRASI DARI SEMANGAT HIJRAH




Oleh ; DESEMBRI, SH, MA
(Kandidat Doktor Ilmu Syari'ah UIN Bukittinggi)

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Setelah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bershalawat kepada nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, marilah kita dengan penuh harap memohon keridhaan serta penerimaan atas setiap amalan yang kita lakukan. Kita berdoa semoga setiap amal yang kita kerjakan diterima sebagai ibadah yang sahih dan diridhai. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar senantiasa dijadikan sebagai pengikut setia Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hingga akhir hayat. Tidak ada yang lebih kita dambakan selain kembali kepada-Nya dalam keadaan berserah diri sepenuhnya, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Allah dalam surat Ali Imran ayat 102: 
 وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
"Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102). 

Ayat ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita semua agar senantiasa menjaga keimanan dan ketakwaan kita hingga akhir hayat. Dalam setiap langkah dan tindakan, kita harus berupaya untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dan meneladani kehidupan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari godaan dan fitnah dunia yang dapat mengikis keimanan kita, serta diberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada-Nya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabulkan setiap doa dan harapan kita, serta menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang setia hingga akhir hayat.

Jamaah Jumat yang berbahagia. 
Hari ini, Jum'at tanggal 12 Juli 2024 bertepatan dengan  5 Muharram 1446 hijriyah, adalah Jum'at perdana untuk tahun ini.  Bulan Muharram menandai awal tahun baru Islam yang penuh makna. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan momentum agung yang mengukir sejarah Islam dengan tinta emas. Hijrah ini menjadi titik tolak kebangkitan dan kemajuan peradaban Islam, mengajarkan kepada kita makna sejati dari perjuangan, keteguhan hati, dan pengorbanan demi menegakkan kebenaran. Sejarah mencatat peristiwa ini sebagai awal dari transformasi sosial dan spiritual yang membawa umat menuju kejayaan yang gilang-gemilang.

Kaum muslimin sidang Jum'at rahimakumullah.
Hijrah bukan sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, melainkan juga perpindahan mental dan spiritual yang mendalam. Hijrah mengandung makna meninggalkan kebiasaan buruk dan menuju kebiasaan yang lebih baik, meninggalkan kegelapan menuju cahaya kebenaran, serta meninggalkan kemunduran menuju kemajuan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,
وَمَنْ يُّهَا جِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَ رْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗ 
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak" (QS. An-Nisa: 100).

Rasulullah SAW pun bersabda,
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
"Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah" (HR. Bukhari dan Muslim).
Hijrah menjadi simbol transformasi diri menuju kesempurnaan iman, di mana setiap langkah yang diambil adalah wujud nyata dari ikhtiar untuk melakukan perubahan dan perbaikan.

Hadirin sidang Jum'at yang dimuliakan.
Spirit hijrah ini sangatlah penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan kita saat ini. Sebagai umat Islam, kita dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan dalam membangun peradaban Islam yang gemilang. Dengan menghayati dan mengamalkan semangat hijrah, kita dapat menemukan kekuatan untuk meninggalkan segala bentuk kebiasaan buruk dan menggantinya dengan amal kebaikan. Seperti halnya Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang menempuh jalan hijrah demi tegaknya agama Islam, kita pun harus berani mengambil langkah-langkah besar untuk menciptakan perubahan positif dalam diri kita dan masyarakat. Tantangan zaman modern, mulai dari krisis moral hingga kemunduran sosial, menuntut kita untuk terus bergerak maju dengan semangat pembaruan. Semangat hijrah mengajarkan kita pentingnya komitmen, kerja keras, dan pengorbanan demi mencapai kemajuan. Dalam menghadapi rintangan, kita harus tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam, yang menjadi sumber inspirasi dan petunjuk dalam meniti jalan kehidupan yang penuh berkah.

Hadirin sidang Jum'at yang rahimakumullah.
Semangat hijrah ini perlu ditumbuhkan dan disuburkan untuk memudahkan setiap langkah kita dalam melakukan setiap tindakan yang diperlukan. Hal-hal yang harus kita lakukan untuk merefleksikan hijrah dalam kehidupan kita saat ini antara lain adalah :

Pertama :
Meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik.
Meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik adalah sebuah langkah yang penuh keberanian dan keteguhan hati. Kondisi dan keadaan kita hari ini takkan berubah dengan sendirinya. Dosa dan khilaf kita takkan diampuni dan dihapus begitu saja. Ketertinggalan kita dari pihak lain takkan bisa kita kejar tanpa usaha. Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَ نْفُسِهِمْ ۗ 
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11).

Menggantikan kebiasaan buruk dengan yang lebih baik berarti menapaki jalan hijrah yang sesungguhnya, sebuah perjalanan spiritual yang membawa kita dari kemunduran menuju kemajuan. Ini adalah upaya tiada henti untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan menegakkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menempatkan Al-Qur'an dan sunnah Rasul sebagai pemandu gerakan.

Kaum muslimin sidang Jum'at yang terhormat.
Kedua :
Meninggalkan kegelapan menuju cahaya kebenaran.
Meninggalkan kegelapan menuju cahaya kebenaran adalah perjalanan agung yang sarat dengan makna spiritual. Dalam hidup ini, kegelapan sering kali melambangkan kebodohan, dosa, dan kesesatan yang menghalangi manusia dari melihat kebenaran hakiki.

Diawali dengan bertaubat, memohon ampun dan petunjuk kepada Allah Yang Maha Kuasa, berharap cahaya kebenaran sebagai sinar petunjuk ilahi yang menerangi hati dan pikiran akan datang menghampiri kita.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ۗ 
"Allah Pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 257)

Perjalanan dari kegelapan menuju cahaya ini bukanlah hal yang mudah. Ia menuntut keberanian untuk meninggalkan segala bentuk kesalahan dan kemaksiatan, serta kesungguhan dalam mencari dan mengamalkan kebenaran. Dalam setiap langkahnya, seseorang yang berjuang menuju cahaya akan menghadapi berbagai ujian dan godaan yang mencoba menariknya kembali ke dalam kegelapan. Namun, dengan kekuatan iman dan keteguhan hati, serta bimbingan Al-Qur'an dan sunnah, jalan menuju cahaya akan semakin terang. Cahaya kebenaran itu bukan hanya menyinari jalan hidup pribadi, tetapi juga memberi inspirasi dan teladan bagi orang lain, menciptakan lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan dan keadilan. Seperti sebuah mercusuar di tengah lautan yang gelap, mereka yang berhasil mencapai cahaya kebenaran akan menjadi pemandu bagi umat manusia menuju kehidupan yang lebih mulia dan diridhai Allah SWT.

Jama'ah Jum'at Rahimakumullah.
Ketiga :
Meninggalkan kemunduran menuju kemajuan.
Meninggalkan kemunduran menuju kemajuan adalah langkah berani yang menuntut visi, tekad, dan upaya yang konsisten. Dalam hidup, kemunduran sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, serta keengganan untuk belajar dan berkembang. Sebaliknya, kemajuan mencerminkan pertumbuhan, pengetahuan, dan kekuatan yang membawa pada kesejahteraan dan kemuliaan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,
وَا لَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۗ 
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" (QS. Al-Ankabut: 69).

Proses meninggalkan kemunduran menuju kemajuan memerlukan perubahan paradigma dan tindakan yang nyata. Ini dimulai dengan pendidikan dan pencarian ilmu, karena ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan menuju kemajuan. Karena dengan ilmu, kita dapat memahami hakikat kehidupan dan mengatasi berbagai tantangan yang menghambat kemajuan.

Kemajuan tidak hanya diukur dari aspek material, tetapi juga dari aspek moral dan spiritual. Meningkatkan kualitas ibadah, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah bagian integral dari kemajuan yang sejati. Dalam setiap langkah, kita harus berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Kemajuan sejati tercapai ketika seseorang mampu mengoptimalkan potensi dirinya dan memberikan manfaat bagi orang lain.
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" (HR. Ahmad)
Hadits ini menegaskan bahwa kemajuan yang dicapai bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat dan seluruh manusia.

Jamaah Jumat yang berbahagia.
Di penghujung khutbah ini, dengan penuh keikhlasan, khatib mengajak seluruh jamaah untuk merenungkan arti penting dari perubahan dalam konteks Tahun Baru Hijriyah. Hal ini bukan hanya sekedar pergantian tanggal dalam kalender, tetapi lebih dari itu, ia merupakan kesempatan untuk introspeksi dan perbaikan diri secara spiritual dan sosial. Saat kita memasuki tahun baru ini, hendaknya kita memanfaatkannya sebagai titik tolak untuk melakukan hijrah, baik secara pribadi maupun kolektif.

Hijrah tidak sekadar berpindah tempat atau kondisi fisik, tetapi lebih mendalam lagi, yaitu transformasi dari kegelapan menuju cahaya, dari kebodohan menuju pengetahuan, serta dari kejahilan menuju hikmah. Mari kita bangun semangat hijrah ini dalam diri kita, dengan tekad yang bulat untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan sosial. Peradaban Islam yang gemilang bukanlah sekedar impian, tetapi sebuah tujuan yang dapat kita capai melalui perbuatan nyata dan keikhlasan dalam berjuang. Dengan semangat hijrah yang tulus, kita dapat bersama-sama membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam, memberikan manfaat yang nyata bagi umat, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ