Foto ki/ka : Pimpinan ICBS , Ketua LKKS Limapuluh Kota , Dirut CV Permata Global |
Limapuluh Kota, SagoNews.com -
Ketua TP PKK yang juga ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kabupaten Limapuluh Kota, Ny. Nevi Safaruddin, memperkenalkan Tekhnologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) bersama dengan Pusat Pengolahan Sampah Terpadu Unversitas Andalas (PPST Unand) dan disalurkan oleh CV Permata Global, Rabu (08/05) sore.
Peluncuran inovasi pengolahan sampah dengan metode biodrying set itu, dinilai mampu mengatasi persoalan sampah yang kian hari menjadi momok tersendiri bagi manusia. Peralatan yang terdiri dari Bioactivator dan Bamboo Box untuk mengelola sampah organik itu, bakal dimanfaatkan di lingkungan Insan Cindekia Boarding School (ICBS) dan juga dibagikan kepada pengelola Homestay di Lembah Harau kedepannya.
Produk tersebut dipamerkan di Aula ICBS, disaksikan oleh Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kabupaten Limapuluh Kota Nevi Safaruddin, Perwakilan Kampus Unand, Kampus Politeknik Pertanian Payakumbuh, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, dan Parpora Limapuluh Kota, serta tamu undangan lainnya.
Hadirnya Biodrying Set ini, menurut keterangan Direktur CV Permata Global Fefi Amelia yang mengatakan awalnya PPST Unand menerapkan pola teknologi olah sampah di sumbernya (TOSS), dan Fakultas Teknologi Lingkungan Unand bekerjasama dengan Comestoarra dalam melakukan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan diseminasi ke masyarakat. Angkatan pertama yang berkesempatan mengikuti bimbingan teknis langsung adalah CV Permata Global sebagai konsultan lingkungan.
"Dalam upaya mengurangi volume sampah organik dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih, CV Permata Global melakukan uji coba langsung terhadap teknologi olah sampah di sumbernya menggunakan Biodrying Set ini," kata Fefi.
Dijelaskannya, hipotesis yang diajukan adalah bahwa teknologi ini dapat mengolah sampah organik secara efektif sehingga tidak menimbulkan bau dan tidak menarik kehadiran lalat. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan selama 6 minggu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tersebut terbukti benar.
"Penggunaan bioaktivator dan bamboo box dalam proses pengurangan sampah organik menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Dengan keberhasilan uji biodrying set ini, maka CV. Permata global menginisisi sebuah gerakan yang mengajak berbagai pihak untuk turut serta dalam pengurangan sampah organic dari sumbernya yang diberi nama Gerakan Global Green Tech," tambahnya.
Sementara itu, Pimpinan ICBS Ihsan Ahmad berharap dengan hadirnya Biodrying Set ini, baik pengelola dan siswa di lingkungan ICBS bisa mendapatkan manfaat besar bagaimana cara mengelola sampah dengan lebih baik lagi kedepannya.
"Semoga kita bisa mendapatkan keberkahan, bagaimanapun juga kebersihan adalah sebahagian dari iman. Kita tentu tidak ingin limbah menimbulkan mudharat kepada lingkungan," katanya.
Dari sisi Ketua LKKS Nevi Safaruddin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas diperkenalkannya Biodrying Set yang diproduksi CV. Permata Global dan bioaktivator yang diproduksi Unand untuk dimanfaatkan penggunaannya di ICBS. Nevi menilai hal ini sangat mendukung program pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan Lima Puluh Kota bersih lingkungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, bahkan telah melaksanakan Studi Tiru Pengolahan Sampah Metode Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) ke Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST) Unand.
"Disengaja atau tidak, ternyata gerakan ini sejalan dengan program dari LKKS Kabupaten Limapuluh Kota, ICBS sebagai sekolah dengan jumlah siswa terbesar di Kabupaten Limapuluh Kota akan mencoba menggunakan box drying guna bisa berperan dalam pengurangan sampah," kata Nevi. (FRP/FS)