Oleh; Fadli Riansyah
Saya terkadang heran juga. Terkadang saya sering bertanya kepada diri sendiri, apakah menuduh, mengait-ngaitkan sesuatu atas dasar kekecewaan pribadi , lalu menghembuskan dan mengirimkan kabar kebencian dengan segala luka dan sakit hati apakah itu yang dinamakan dengan perjuangan suci? Saya kira tidak ! Saya paham.
Bahkan memahaminya. Kadangkala , secara sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, kita sudah teracuni oleh pikiran-pikiran jahat orang lain yang dititipkan kepada kita. Kita juga tahu persis, pekerjaan yang paling tidak memerlukan pikiran dan energi adalah mencari-cari kesalahan orang lain lalu mengait-ngaitkannya dengan “target” yang hendak kita bunuh.
Apakah hidup ini diciptakan Tuhan untuk saling membunuh? Tidak. Tuhan menciptakan hidup supaya manusia berkehidupan dalam kaidah rahmatan lil alamin.
Mengapa kita tidak saling dukung. Tidak saling membela. Tidak saling bergenggam tangan untuk hidup yang penuh rahmat? Bukan untuk hidup yang penuh kebencian dan caci maki !
Hidup di atas dunia berhukum “balas” atau “karma”. Apa yang kita tanam, itu yang kita petik. Jangan sampai terpetik duri-duri atas kelalaian dan dosa sendiri.
Hiduplah dengan hati dan hati-hati. Bila hidup tidak dilengkapi dengan hati dan hati-hati, maka siapkan diri untuk menggali kuburan sendiri.
Orang baik yang diam yang dianiaya. Atau orang diam yang baik yang dikirimkan hujatan dan caci maki serta fitnah. Maka niscayailah bahwa doa-doa orang terzalimi itu menembus langit !
Hidup berdunia berpagar iman. Hidup bernegara berpagar hukum !