Penulis :
Rizki Nia Sukri Nasution
Mahasiswa Universitas Andalas
Salah satu libur Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah yakni pada tanggal 1 mei, maka bukan berarti pada setiap 1 mei bukan menjadi momentum yang penting sehingga dijadikan sebagai libur Nasional, tentu ada sesuatu yang diperingati jika itu merupakan tanggal merah pada setiap satu tahunnya.
Ya, jika kita gali kembali dan kita refleksikan, maka tepat pada tanggal 1 mei merupakan momentum hari bersejarah, bukan yang dikenal sebagai hari kebesaran agama, ataupun hari – hari sejarah bagi bangsa Indonesia, tapi ini merupakan hari bersejarah bagi kaum buruh, bukan hanya indonesia tapi ini merupakan hari bersejarah serta momentum bagi buruh internasional dan selanjutnya akan disebut sebagai May day.
May day yang awalnya merupakan hari memperingati perayaan pestival hingga akhirnya menjadi gerakan besar buruh, hal ini diawali dari jam kerja para buruh yang menghabiskan waktu yang lama, akibatnya pada tahun 1886 setelah mengadakan konvensi chicago ditahun 1884 tepat pada 1 mei muncul inisiasi gerakan besar dari para buruh guna memperjuangkan hak buruh di abad ke 19, yang pada masa itu banyak dari kaum buruh yakni pria, wanita hingga anak – anak harus tewas setiap tahunnya dikarenakan jam kerja yang panjang. Maka pada saat itu Fotlu menyatakan jika jam kerja yang sah bagi buruh yaitu 8 jam kerja.
Setelah melalui peristiwa yang panjang Maka dari peristiwa diatas Setiap tanggal 1 mei maka hari ini menjadi hari libur bagi kaum buruh, namun bukan hanya menjadi sekedar libur pada pekerjaan, tapi momentum may day ini dilakukan dengan cara para buruh turun kejalan menyampaikan aspirasi serta keluhan mereka didalam pekerjaannya, tak hanya satu atau dua persoalan bahkan biasanya tuntutan yang dilayangkan para buruh dianggap sudah menjadi tuntutan yang menjadi kultur atau turun temurun. Mulai dari persoalan upah minimum yang tidak sesuai dengan pekerjaan dan jam kerja, jaminan kesehatan yang minim, kesejahteraan yang kurang bahkan lain sebagainya, dan biasanya para buruh dari berbagai profesi akan berkumpul menjadi satu dan melakukan aksi terhadap pemerintah.
Namun ada yang spesial di may day kali ini, saya pikir ini akan menjadi ajang yang terlewatkan bagi kultur may day, biasanya yang akan terjadi dimana – mana yaitu aksi buruh serta tak jarang aksi pada may day ini akan bergandengan dengan mahasiswa sebagai penyalur aspirasi dan representatif bagi masyarakat. Namun kali ini may day harus dihadapkan dengan cuti bersama hari raya idul fitri, atau jika kita lihat maka 1 mei tepat pada H- 1 menuju hari raya idul fitri, maka dengan demikian hal ini menyibukan bagi seluruh kalangan. Bukan hanya bagi kalangan buruh tak terkecuali bagi mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat.
Jika ditinjau kembali permasalahan buruh ditahun ini masih sama dengan sebelumnya, bahkan pertanggal 5 januari 2022 lalu masih didapati isu adanya beberapa daerah dengan daftar UMP yang bermasalah, pasalnya pengaturan Upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten (UMK) dianggap masih mengecewakan bagi pihak buruh. Kemudian adanya permenaker tentang pencairan jaminan hari tua yang sempat menjadi polemik bagi kalangan kaum buruh. Tak lepas dari diatas bagi buruh tentu ini menjadi benturan yang sangat keras, pasalnya setelah dilanda pandemi covid 19, yang menyebabkan turunnya pendapatan, bahkan PHK, kini permasalahan UMP dan UMK yang hanya naik 1,09 % membuat nasib buruh semakin terjepit. Lebih konkrit lagi kekecewaan para buruh yang jelas timbul pada saat disahkan UU omnibuslaw yang didalamnya terdapat mengatur, jam kerja, upah buruh, PHK serta jaminan sosial serta kesehatan yang dianggap tidak berpihak pada buruh.
Tuntutan yang dilakukan oleh buruh seharusnya menjadi polemik yang diatasi oleh pemerintah dengan secara tegas, pasalnya tuntutan yang dilayangkan merupakan tuntutan yang dianggap belum terselesaikan dari sebelum – sebelumnya, bahkan tantutan sebelumnya yang dianggap belum terealisasikan malah adanya permasalahan – permasalahan baru yang menambah tuntutan kembali, apakah may day 2022 merupakan may day yang spesial tanpa momen aksi berdasarkan kajian isu dan permasalahan, atau bahkan adanya gerakan yang digeser terlebih dahulu karna memperingati hari raya idul fitri ?