Oleh: Jovey Nuggraha (Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa FUAD IAIN Bukittinggi)
Baru-baru ini tepat pada tanggal 25 Februari 2022 di Pasaman, tepatnya di Pasaman Barat dilanda Musibah bencana alam yaitu gempa bumi serta longsor yang mengakibatkan mayoritas rumah-rumah penduduk di daerah terdampak serta beberapa tempat ibadah dan sekolah rusak berat karna gempa yang terjadi. Tidak hanya bangunan serta fasilitas umum yang terdampak, namun juga kesehatan psikologi anak, serta orang tua juga menjadi dampak atas terjadinya gempa bumi yang mengguncang daerah tersebut.
Bagaimana tidak, menurut informasi yang didapat dari bapak Armen sekaligus sebagai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat beliau mengatakan ada salah seorang dari masyarakat yang terdampak bencana ketika pulang dari posko pengungsian mengalami gangguan kejiwaan karena terkejut melihat keadaan rumahnya hancur lebur akibat diguncang gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter tersebut. Serta menurut informasi yang didapat dari Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat beliau mengatakan anak-anak sekolah yang terdampak gempa di pasaman barat tidak mau lagi ke sekolah karna mengalami trauma hebat akibat dari bencana alam tersebut.
Maka dari itu, Pada Tanggal 10 Maret 2022 Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi selingkup Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi berinisiatif untuk melaksanakan aksi sosial dalam bentuk Trauma Healing terhadap anak-anak yang terdampak bencana alam di nagari Kajai dan nagari Timbo Abu di Pasaman Barat.
Dari aksi sosial tersebut penulis mengambil beberapa kesimpulan atas beberapa hal yang perlu dibenahi terhadap bencana alam di Pasaman. Pertama perlu adanya pembenahan dalam aspek Kesehatan, karena kesehatan masyarakat memiliki peran yang penting dalam upaya pemulihan daerah yang terdampak bencana alam.
Pembenahan dalam aspek kesehatan ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak fasilitas-fasilitas kesehatan, obat-obatan serta hal lainnya yang dapat menunjang kesehatan masyarakat di pasaman. Kedua perlu adanya pembenahan dalam aspek Pendidikan, karena bencana alam yang terjadi sudah berselang kira-kira 20 hari secara tidak langsung tentu pendidikan di pasaman jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia
Hal ini dikarenakan hancurnya fasilitas-fasilitas pendidikan di daerah terdampak yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal. Pembenahan dalam aspek pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak fasilitas pembelajaran seperti posko pendidikan serta alat-alat sekolah yang dapat menunjang bangkitnya pendidikan di pasaman pasca terjadinya gempa.
Ketiga perlu adanya pembenahan dalam aspek Ekonomi, karena bencana Alam yang terjadi tentu saja aktifitas perekonomian masyarakat di daerah terdampak terhenti sementara, hal ini tentu saja akan menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat di daerah terdampak bencana. Pembenahan dalam aspek ekonomi ini dapat dilakukan dengan cara mempercepat pemulihan ekonomi dengan berbagai cara, seperti pemerataan bantuan serta dengan mempercepat proses pemulihan di daerah terdampak bencana alam.
Semoga Pasaman dapat cepat bangkit pasca musibah yang melanda, dan seluruh korban yang terdampak dapat diberikan kesehatan dan ketabahan oleh Allah SWT. Aamiin yarobbalalamin.