Lima Puluh Kota, Humas – Dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Lima Puluh Kota berjalan sukses.
Bertemat di aula Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, pada Selasa (19/10), pembukaan Musyda juga dihadiri oleh Ketua Dharmawanita Persatuan, Hj. Rina Heroza, Ketua IGRA Provinsi Sumatra Barat beserta anggota, dan Ketua IGRA Kota Payakumbuh, serta sejumlah undangan lainnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, H. Naharudin, Dalam sambutannya, memberikan apresiasi kepada IGRA Kabupaten Lima Puluh Kota yang telah melaksanakan Musyda. “Gerak cepat yang dilakukan panitia dalam menyelenggarakan musyawarah karena ketua IGRA sebelumnya telah mendahului kita, sangat kami apresiasi. Hal ini tentu dalam rangka kesinambungan proram kerja IGRA di kabupten kita ini,” tutur Naharudin.
Selanjutnya Ka. Kankemenag menyebut IGRA adalah organisasi profesi yang akan membawa pendidikan keagamaan khususnya pendidikan bagi Anak Usia Dini di Kabupaten Lima Puluh Kota menjadi lebih baik.
Dari Musyda ini Ka. Kankemenag berharap akan rampung program kerja yang bisa dijadikan pedoman dalam pembelajaran RA di Lima Puluh Kota, sehingga kesamaan pembelajaran bisa diberikan kepada anak didik. Harapan ini tentu untuk melahirkan generasi Islam yang memiliki dasar agama yang kuat. Ka. Kankemenag berkomitmen melalui Seksi Pendidikan Madrasah dan Pengawas Madrasah untuk terus bersinerji membangun pendidikan agama yang kuat di Lima Puluh Kota.
Menutup sambutannya, Naharudin tidak lupa mengingatkan untuk menjaga protokol kesahatan dan berpesan agar setiap guru ihklas dalam mengajar, meskipun mengajar Anak Usia Dini tidaklah gampang. “Tidak mudah mendidik anak Usia Dini. Namun kita harus ikhlas. Ilmu agama pertama yang diberikan kepda anak kita akan menjadi dasar baginya dalam berbuat. Ilmu itu akan menjadi amal jariyah bagi ibu-ibu. Semoga lelah yang dirasakan, menjadi pemberat timbangan amal baik di akhirat kelak. Saya pastikan ibu-ibu akan terus semangat dalam perjuangan ini,” tutup Ka. Kankemenag menyemangati.
Epa Susanti, Ketua Antar Waktu IGRA Lima Puluh Kota, dalam sambutannya menyebut, bahwa IGRA pertama kali lahir di Bandung pada tahun 2002. Sebagai organisasi yang mewadahi guru-guru RA, IGRA berfugsi mendorong anggotanya untuk tampil terdepan memberikan pendidikan agama bagi Anak Usia Dini.
“IGRA berkewajiban memikirkan kemajuan anggotanya, memberikan dorongan dan bertanggung jawab serta mengusahakan agar anggotanya berkualitas. IGRA sebagai organisasi yang mewadahi persoalan-persoalan pendidikan Anak USia Dini harus mampu memberikan solusi cerdas. Kerjasama anggota dan kesatuan Visi Misi akan menjadi IGRA kuat dalam bergerak,” papar Epa.
Dalam sambutannya Epa juga menyebut bahwa guru RA harus kreatif. Mendidik anak Usia Dini perlu trik jitu agar anak bisa tertarik. Merangkul mereka dengan kasih sayang, memahami karakter masing-masing, serta berbagai hal yang juga menuntut guru untuk berinovasi. (Nina)