Lima Puluh Kota, SagoNews.com —Penyuluh Agama Fungsional (PAF) KUA Kecamatan Lareh Sago Halaban, Syaflinda, berikan penyuluhan parenting pada kegiatan Dharmawanita Persatuan Unit Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, pada Jumat (17/9).
Kegiatan yang digelar di aula lembaga tersebut merupakan kegiatan bulanan. Setiap bulan berbagai kegiatan disuguhkan, guna pembekalan diri bagi istri ASN di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupten Lima Puluh Kota.
Syaflinda, yang didaulat sebagai pengisi acara tersebut mengusung tema Pengaruh Gadget Dalam Pengasuhan Anak Dan Kesiapan Orang tua Di Masa Pandami. Tema yang menarik itu mampu menyerap perhatian peserta yang hadir.
Pada paparannya, Syaflinda menyebut, Gadget ibarat pisau bermata dua. “Satu sisi Gadget sudah menjadi kebutuhan primer yang harus ada. Di sisi lain, Gadget bisa jadi senjata tajam yang akan membuh, jika tidak bijak dalam penggunaannya,” urai peraih juara III pada lomba penyuluh Agama Teladan Tingkat Nasional tahun 2012 ini.
Menukik Syaflinda menjabar, bahwa Gadget adalah senjata yang telah membuat kehidupan sosial anak-anak berbanding 180 derjat dari kehidupan anak-anak di masa lalu. “Dahulu anak-anak memiliki permainan yang mesti lakukan oleh banyak orang, sehingga kebersamaan akan terasa. Rasa sosial antar anak-anak sangat tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan anak-anak zaman now yang hanya berteman Gadget,” jelasnya.
Perempuan yang tergabung dalam Organisasi Forum Minang Peduli Keluarga, sebuah organisasi yang bergerak di bidang parenting ini menyebut, banyak kasus yang ditemui Penyuluh Agama di KUA Kecamatan. “Banyaknya pernikahan dini, hamil di luar nikah, adalah beberapa contoh kasus dekadensi moral yang marak di tengah-tengah masyarakat. Bahkan setelah hamil di luar nikahpun mereka tidak menunjukan rasa malu datang ke Kantor KUA,” terang Syaflinda.
“Keluarga yang menjadi madrasah pertama bagi anak, harus benar-benar dioptimalkan perannya. Tanggung jawab orang tua atas akhlak anak bukanlah perkara mudah. Gadget adalah benda yang titik tujunya adalah otak, sehingga jika otak anak rusak, maka akhlak juga akan rusak. Ini juga menjadi tugas kami sebagai Penyuluh Agama Islam, sebagai perpanjangan Kementerian Agama dalam penegakkan syari’at Islam di Kabupaten Lima Puluh Kota” urai Syaflinda
Menutup penyuluhannya, Syaflinda membeberkan beberapa tips agar anak-anak tidak kebablasan dalam penggunaan Gadget, diantaranya, orang tua harus menyepakati durasi waktu bagi anak dalam penggunaan Gadget. Memantau media sosial anak, memperhatikan siapa saja yang menjadi temannya dalam bermedia sosial, dan memeriksa isi dari Gadget anak.
Kedekatan emosional anak dengan orang tua yang harus dibangun setiap waktu, menjadi teman curhat anak, sering bertanya suka duka dalam pergaulannya, juga merupakan tips yan dipaparkan perrempuan aktif ini. “Kontrol dan giring terus masa pubertas anak kita, agar amanah Allah yang dititipkan kepada kita sebagai orang tua, tidak terjerumus kepada hal-hal negatif,” tutup perempuan 41 tahun ini. (Nina)