Limapuluh Kota, SAGONEWS.COM - Pelaksanaan shalat idul fitri 1442 Hijriyah di nagari Koto Tangah Simalanggang (KTS), tahun ini terlihat begitu khidmat. Khutbah yang disampaikan Buya Desembri Chaniago, SH, MA nampak sukses membuat ratusan jamaah betah, khusyu' dan antusias mendengarkan hingga usai.
Sehingga tokoh pers Sumbar, Hasril Chaniago yang hadir di Lapangan bola kaki Tigo Selo itu, turut mengapresiasi buya Desembri Chaniago. Terlihat hadir juga mantan bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi mendampingi jamuan seusai acara. Apresiasi dari Hasril Chaniago itu, bisa dilihat dilaman facebook miliknya, yang telah disukai dan dikomentari oleh ratusan orang tersebut.
Pantauan redaksi ini, Buya Desembri Chaniago memaparkan materi khutbah dengan tema (Bangsa yang Bertaqwa-red). Pada awal khutbah, Buya Desembri memaparkan 5 hal yang bisa mewujudkan bangsa yang thaiyibatun warabbun ghafur. Namun sebelumnya, Buya Desembri menguraikan berbagai macam persoalan bangsa sekarang ini.
Seperti persoalan korupsi yang menjadi - jadi, persoalan pengekangan terhadap ulama, hingga soal nepotisme dan pejabat yang haus akan kekuasaan. Bahkan menurut Buya Desembri, persoalan itu semua ada dalam pemerintahan terendah sekalipun. Tentunya, Buya Desembri menyampaikan dengan ciri khasnya yang santun dan berwibawa.
Kendati demikian, kata - kata yang diucapkan Buya Desembri begitu menggema, tertata rapi dan berapi - api. Penyampaian khutbah saat itu juga dikemas dengan bahasa hukum yang apik, sehingga sukses membuat jamaah terpana.
Sedangkan pada ujung khutbah itu, Buya Desembri memimpin do'a yang isinya memohon kepada Allah agar wabah virus corona segera diangkat dari atas muka bumi Indonesia. Ia juga memohon agar pemimpin - pemimpin kita diberikan rasa takut kepada Allah, agar mereka dapat berbuat adil dan hubungan keluarga yang harmonis, sesuai dengan isi khutbah. Tak lupa, memohon ampunan dosa dan permohonan berkah.
Sehingga pada momen diakhir khutbah, Buya memohon agar hubungan setiap keluarga dijaga oleh Allah. Hubungan anak dengan orang tua, istri dengan suami, mamak dengan kemenakan, menantu dengan mertua dan pemimpin dengan rakyat itu melelehkan air mata para jama'ah. (frp)