Penulis : Febri Rahmat S.IP |
SagoNews.com - Wabah Covid 19 telah banyak merubah agenda dan kebijakan publik di Indonesia, salah satunya jadwal Pilkada serentak yang semulanya akan dilaksanakan tanggal 23 septembar 2020, kemudian digeser menjadi tanggal 9 Desember 2020. Bagi sebagian kontestan yang akan bertarung di Pilkada serentak tahun 2020 ini sebuah keberuntungan.
Seperti yang dialami Faldo Maldini, sebelumnya ia telah mempersiapkan diri sebagai calon Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) dengan gagasan “Sumangaik Baru”, namun terkendala umur yang belum mencukupi, sehingga ia harus berjuang di Mahkama Konstitusi (MK) agar Undang-Undang Pilkada tentang syarat minimum umur calon gubernur derevisi, namun hal itu ditolak MK dan membuat harapan Faldo Maldini pupus. Walaupun harapan sebagai calon gubernur sudah pupus tapi Faldo Maldini terlihat memiliki semangat yang tinggi untung bertarung di Pilkada.
Hal ini dapat dilihat dari keputusan Faldo Maldini untuk beralih mengkampanyekan diri sebagai calon Bupati di Kabupaten Pesisir Selatan, karena sebagai calon bupati umur dia sudah mencukupi. Namun situasi berubah ketika Indonesia dilanda wabah Covid 19, Pilkada diundur dan Faldo Maldini kembali ke kancah pertarungan pemilihan Gubernur Sumbar.
Pilkada Sumbar dalam konteks pemilihan gubernur tahun 2020, menjadi peluang besar bagi penantang baru. Irwan Prayitno sebagai gubernur sudah tidak bisa mencalonkan diri setelah memimpin Sumbar dua periode, meski masih menyisakan Nasrul Abit sebagai wakil gubernur yang juga ikut bertarung, hal ini sepertinya tidak mengurangi semangat para penantang baru di Sumbar. Sejauh ini sudah ada tiga pasangan calon yang sudah mendeklarisakan diri yaitu, pasangan Independen Fakhrizal-Genius Umar, pasangan Nasrul Abit-Indra Catri, dan baru-baru ini Faldo Maldini-Febby.
Disamping itu ada beberapa calon yang sudah muncul ke permukaan walaupun belum mendeklarasikan diri seperti Mahyeldi-Audy dan Mulyadi-Ali Mukhni.
Dari beberapa calon yang sudah muncul merupakan pasangan calon yang pada dasarnya sudah pernah menang pemilu dan memimpin sebagai Wakil Gubernur, Bupati dan sebagai anggota DPR RI. Bagaimana dengan Faldo Maldini? Faldo Maldini mengawali karir di dunia politik praktis sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN), kemudian pada Pilpres 2019 lalu, Faldo Maldini muncul sebagai juru bicara pemenangan Prabowo-Sandi dan juga sebagai calon legislatif dari PAN dapil V Jawa Barat.
Hal ini membawa Faldo Maldini muncul setiap hari didepan Televisi yang kemudian dikenal oleh publik termasuk masyarakat Sumbar. Dalam hal ini Faldo Maldini dikenal sebagai anak muda yang memiliki karakter dan mampu berbicara dengan baik di depan publik, sehingga dia dinilai sebagai tokoh muda Sumbar yang potensional.
Sejauh ini, melihat pasangan calon yang sudah muncul, Faldo Maldini merupakan penantang baru yang belum memiliki pengalaman memimpin di kabupatan, provinsi maupun pusat dan sekaligus penantang termuda. Melalui gagasan “Sumangaik Baru” Faldo Maldini terlihat memiliki semangat dan tekat yang kuat untuk memenangkan pertarungan Pilkada Sumbar, hal ini terlihat dari upaya Faldo Maldini jatuh bangun untuk bisa terdaftar sebagai calon Gubernur yang pada akhirnya diselamatkan oleh bencana Covid-19.
Melihat komposisi dan situasi yang ada, apakah Faldo Maldini mampu memenangkan Pertarungan di Pilkada nanti?
Kemunculan tokoh muda merupakan salah satu pilihan alternatif untuk percepatan pembangunan Indonesia. Sebagai penantang baru dan termuda, tentu banyak tantangan yang akan dihadapi Faldo Maldini, apalagi berhadapan dengan pasangan calon yang berpengalaman. Dalam konteks ini ada tiga kendala besar yang patut disoroti dari seorang Faldo Maldini.
Pertama, kecendrungan tokoh muda tidak memiliki kendraan politik sendiri dan mandiri, dalam usia hampir 30 tahun Faldo Maldini sudah pernah berada di dua partai politik. Mengawali karir sebagai kader PAN kemudian berpindah ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Baru terdaftar di PSI, Faldo Maldini langsung didaulat menjadi ketua DPD PSI Sumbar. Secara jabatan di partai politik Faldo Maldini memiliki posisi strategis di Sumatera Barat, namun dalam kontestasi politik sangat dibutuhkan kendraan politik yang kuat dan mampu memobilisasi masa.
Sebagai kekuatan politik PSI tidak memiliki kursi di DPRD Provinsi Sumbar, sehingga untuk mencalonkan diri, Faldo Maldini harus mencari kursi dari partai lain, walau saat ini ada PKB dengan tiga kursi namun itu masih jauh dibawah syarat pencalonan. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah yang harus dituntaskan Faldo Maldini, kalau tidak mampu mendapatkan dukungan partai lain, maka harapan Faldo Maldini kembali pupus.
Kendala kedua, elektabilitas yang masih dipertanyakan.
Secara popularitas mungkin sosok Faldo Maldini sudah sangat dikenal dikalangan masyarakat, terutama kaum milenial. Namun bagaimana dengan masyarakat awam (grassroots) terutama masyarakat yang tinggal di pedalaman. Karakteristik masyarakat Sumbar masih sangat memperhatikan kiprah dan kontribusi nyata orang yang akan dipilih di Pilkada. Maka kemampuan untuk dikenal dan kontribusi nyata bagi masyarakat merupakan kunci elektabilitas Faldo Maldini, tetapi hal ini sangat membutuhkan komitmen dan konsistensi dalam melakukan kegiatan sosial bersama masyarakat. Artinya Faldo Maldini harus mampu membangun kepercayaan (trust) masyarakat Sumbar dalam waktu dekat.
Kendala ketiga, kemampuan menciptakan persepsi masyarakat untuk percaya terhadap kepemimpinan anak muda. Sumbar pada dasarnya mayoritas dihuni oleh masyarakat Minangkabau, dalam budaya dan adat Minangkabau ada kencendrungan untuk memilih pemimpin yang karismatik, memiliki latar belakang yang meyakinkan dan karakteristik kepemimpinan yang kuat atau sering dibahasakan oleh masyarakat minang dengan kata “Takah, Tokoh, Tageh”.
Dibalik kendala yang ada, Faldo Maldini sebenarnya memiliki kelompok pemilih yang menjanjikan yaitu kalangan anak muda atau populer dengan sebutan millennial. Jumlah kelompok pemilih millennial Sumbar kurang lebih 20%. Apabila calon gubernur yang maju nanti ada lima pasangan calon. Maka peluang Faldo Maldini sangat terbuka, apabila ia mampu memaksimalkan untuk menggaet para pemilih millennial.
Pemanfaatan teknologi, bergerak dengan cara millenial, dan memberikan visi,misi yang memwakili kalangan millenial akan menjadi kunci sukses Faldo Maldini di Pilkada Sumbar tahun 2020.
Opini Oleh : Febri Rahmat S.IP
Baca juga : Seberapa Ingin Kita Memangsa Anak - Anak Burung Garuda ?