Kadiskes Bakhrizal bersama Asisten III H. Amriul, memberikan keterangan pers, terkait gagalnya misi kemanusiaan stafnya ke Pangkalan |
Payakumbuh, SagoNews.com - Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, terpaksa balik kanan. Keinginan membantu melakukan SWAB kepada OTG (orang tanpa gejala), warga Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, urung terlaksana. Enam petugas yang sampai di Puskesmas Pangkalan, tidak bisa bekerja, karena peralatan SWAB tak ada di puskesmas.
Keenam petugas Dinkes Payakumbuh yang tiba di puskesnas, datang bersama Wakil Bupati Ferizal Ridwan. Wabup Ferizal juga tak bisa berbuat banyak, karena seluruh jajaran Dinkes Limapuluh Kota, mulai dari kadis, kabid, kepala puskesmas dan bawahannya, tak satupun bisa dihubungi. "Semua HP pejabat bersangkutan of alias tak aktif," ucap wabup.
Selasa (12/5), pagi itu, sesuai permintaan wabup dan Ketua DPRD Limapuluh Kota, direncanakan kegiatan SWAB di Puskesmas Pangkalan. Berdasarkan hasil tracking atas kasus positif Covid-19 pertama warga Pangkalan, disinyalir puluhan masyarakat belum dilakukan uji lab SWAB mereka.
Wabup menduga, banyak warga yang kontak dengan kasus positif pertama itu. Sehingga, untuk percepatan pencegahan Covid-19 di Pangkalan, perlu dikirim hasil SWAB ke RS Unand atau di Laboratarium Kesehatan di Baso, Agam.
Namun, keinginan mulia Wabup terhalang, dengan persoalan politik yang seharusnya tidak terjadi. Namun, demikian wabup mengakui, akan menghubungi Kadiskes Limapuluh Kota, untuk meminta keterangan, kenapa acara pengambilan SWAB itu sampai gagal.
Menurut wabup, pihaknya sudah menyampaikan permohonan maaf dan terimakasih kepada Walikota Payakumbuh melalui Kadiskes Payakumbuh. Karena, sudah bersedia menurunkan petugas ke Pangkalan.
Administrasi Wilayah Tak Berlaku
DALAM SITUASI TANGGAP DARURAT NASIONAL
Payakumbuh, Jekanews- Sah-sah saja petugas kesehatan Kota Payakumbuh membantu masyarakat daerah tetangga dalam menyelamatkan nyawa warga setempat. Dan itu bukan sesuatu yang harus dipertentangkan dan diperdebatkan, apalagi dibawa ke ranah politik.
Demikian ditegaskan Kadiskes Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal, ketika ditemui sejumlah awak media ini, di Balaikota Payakumbuh, Selasa (12/5).
Dalam situasi pandemi wabah virus corona deasis (Covid-19), Presiden Joko Widodo sudah menetapkan Indonesia secara umum dalam kondisi tanggap darurat nasional. Penanganan kasus Covid-19, jangan lagi melihat asal atau wilayah kerja petugas kesehatan. Tapi, pandanglah secara komprehensif, dalam rangka penyelamatan nyawa manusia," ucap Kadiskes Payakumbuh Bakhrizal.
Menurut Kadiskes Bakhrizal, petugas kesehatannya datang ke wilayah kerja Kabupaten Limapuluh Kota, di Pangkalan Koto Baru, berdasarkan permintaan Wakil Bupati Ferizal Ridwan
melalui Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi.
Sebagai bawahan, kita siap menjalani perintah pimpinan. Apalagi misi yang dibawa adalah membantu penyelamatan nyawa banyak orang. Yaitu mempercepat proses pengambilan SWAB masyarakat yang pernah kontak dengan warga yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 di Pangkalan.
"Jika dibalik misi kemanusiaan ini, didramatisir oknum tertentu sebagai unsur politik, sebagai profesional kesehatan, Saya angkat tangan. Kita datang untuk memutus mata rantai virus corona, agar tidak meluas wabahnya kemana-mana. Bukan mau berpolitik," ungkap Bakhrizal.
Meski pengambilan SWAB masyarakat Pangkalan gagal, tapi Bakhrizal tidak terlalu kecewa. "Mari kita berdoa, agar masyarakat setempat yang pernah kontak dengan pasien positif Covid itu, tidak ikut terpapar virus corona," simpulnya.
Namun demikian, kita tetap berharap, pemkab melakukan tracking dan mengambil SWAB seluruh warga Pangkalan sekitarnya, yang pernah kontak dengan orang yang positif Covid-19 di daerah itu. Agar penyebarannya tidak meluas.
Karena, menurut Bakhrizal, dampaknya bisa ke Payakumbuh. Tiap pekan, ratusan warga Pangkalan berbelanja ke Payakumbuh. (FS/frp)