SagoNews.com - Sejak akhir tahun 2019, sebelum virus corona masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020, pengurus mesjid dan remaja - remaja mesjid sudah mulai menyusun agenda di bulan Ramadhan. Agenda itu berisikan jadwal ceramah, jadwal kegiatan lomba dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dan memperingati nuzul qur'an.
Mereka mulai menghubungi buya penceramah, guru - guru da'wah dan ustad - ustad yang ada. Tak lupa, para remaja mesjid mencarikan donatur untuk biaya konsumsi dan transportasi penceramah untuk setiap malamnya. Disamping itu, biasanya mereka juga mempersiapkan da'i dan da'iah, qari dan qari'ah, juga hafiz dan hafizah untuk mengisi lomba - lomba yang akan digelar selama bulan Ramadhan.
Dayat Saputra, seorang remaja mesjid Mukhlisin di Jorong Koto Baru, Nagari Situjuah Banda Dalam bersama pengurus mesjidnya bahkan telah merampungkan jadwal ceramah dan lengkap dengan nama donatur - donaturnya. Namun apa dikata, musibah datang tanpa diundang dan kita hanya mampu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Virus jahat bernama corona memaksa mereka menghentikan segala kegiatan dan rencananya, mereka harus patuh aturan pemerintah agar selalu berada di rumah dan menghindari kerumunan (physical distancing), juga mereka harus menghindari acara yang sifatnya mengundang keramaian (social distancing).
Tak hanya itu di mesjid - mesjid lain di seantero negeri juga serupa, semuanya merindukan semarak mesjid di bulan Ramadhan. Namun apalah arti kerinduan dibanding keselamatan jiwa dan nyawa umat manusia. Ibarat nasehat orang bijak, lebih baik mundur selangkah untuk maju seribu langkah.
Sebagai gantinya, pemerintah telah menganjurkan untuk shalat berjama'ah di rumah. Semoga dari bencana ini, muncul keluarga - keluarga islam yang tangguh, harmonis dan ahli ibadah. Pastinya, kita sama - sama berdo'a semoga wabah virus corona segera berlalu. (Red)